Jumat, 14 September 2012
Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdayaadalah. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri
yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut
diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat
istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
Konflik pada dasarnya merupakan bagian dari
kehidupan sosial, karena itu tidak ada masyarakat yang steril dari realitas
konflik. Coser (1956) menyatakan: konflik dan konsensus, integrasi dan
perpecahan adalah proses fundamental yang walau dalam porsi dan campuran yang
berbeda merupakan bagian dari setiap sistem sosial yang dapat dimengerti
(Poloma, 1994). Karena konflik merupakan bagian kehidupan sosial, maka dapat
dikatakan konflik sosial merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar.
Sebab munculnya konflik
sosial
Pada
umumnya penyebab munculnya konflik kepentingan sebagai berikut: (1) perbedaan
kebutuhan, nilai, dan tujuan, (2) langkanya sumber daya seperti kekuatan,
pengaruh, ruang, waktu, uang, popularitas dan posisi, dan (3) persaingan.
Ketika kebutuhan, nilai dan tujuan saling bertentangan, ketika sejumlah sumber
daya menjadi terbatas, dan ketika persaingan untuk suatu penghargaan serta
hak-hak istimewa muncul, konflik kepentingan akan muncul (Johnson &
Johnson, 1991). Menurut Anoraga (dalam Saputro, 2003) suatu konflik dapat
terjadi karena perbedaan pendapat, salah paham, ada pihak yang dirugikan, dan
perasaan sensitif. Berbeda pula dengan pendapat Mangkunegara (2001) bahwa
penyebab konflik dalam organisasi adalah: (1) koordinasi kerja yang tidak
dilakukan, (2) ketergantungan dalam pelaksanaan tugas, (3) tugas yang tidak
jelas (tidak ada diskripsi jabatan), (4) perbedaan dalam orientasi kerja, (5)
perbedaan dalam memahami tujuan organisasi, (6) perbedaan persepsi, (7) sistem
kompetensi intensif (reward), dan (8) strategi permotivasian yang tidak tepat.
Jenis-jenis konflik
Menurut James A.F.Stoner dan Charles Wankel dikenal
ada 5 jenis konflik, yaitu intrapersonal, interpersonal, antar individu dan
kelompok, antar kelompok dan antar organisasi.
1.
Konflik Intrapersonal yaitu konflik seseorang dengan
dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki
dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
a)
Konflik pendekatan – pendekatan
b)
Konflik pendekatan – penghindaran
c)
Konflik penghindaran – penghindaran
2. Konflik
Interpersonal yaitu pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara 2 orang
yang berbeda status, jabatan.
3. Konflik antar
individu dengan kelompok. Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada
mereka oleh kelompok tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas.
4. Konflik interorganisasi,
yaitu merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan konflik
ini menyebabkan sulitnya dan integrasi yang berkaitan dengan tugas-tugas
pekerjaan.
Para pakar
teori konflik sosial mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat
menghasilkan respon terhadp konflik menurut skema dua-dimensi. Pengertian terhadap
hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini
akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
1. Pengertian
yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk
mencari jalan keluar yang terbaik.
2. Pengertian
yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk “memenangkan”
konflik.
3. Pengertian
yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang
memberikan “kemenangan” konflik bagi pihak tersebut.
4. Tiada
pengertian untuk kedua belah pihak akan mengehasilkan percobaan untuk
menghindari konflik.
1 Comment:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
VIVAL88 adalah agen judi online yang menyediakan berbagai varian game slot online, judi bola, slot88 sbobet, mp3 juice pragmatic play, slot